The Day Before: Dari Harapan Besar ke Salah Satu Game Terburuk 2023 - Sejak kasus Abandoned yang terkenal sebagai game vaporware dengan janji besar namun berakhir nihil, kekhawatiran serupa muncul terhadap The Day Before. Game ini dijanjikan sebagai MMO survival besar ala The Division dari tim kecil, dengan trailer yang tampak epik. Namun, banyak yang mencurigai proyek ini hanyalah tipu muslihat, mirip dengan Abandoned.
Kemarin, The Day Before akhirnya dirilis di Steam dengan harga $40. Sekitar setengah juta orang menonton stream gameplay-nya, termasuk streamer terkenal. Sayangnya, game ini langsung dianggap sebagai salah satu game terburuk tahun 2023. Meski secara teknis eksis, game ini jauh dari apa yang dijanjikan. Bahkan, genre game ini berubah drastis.
Awalnya, The Day Before disebut sebagai MMO survival. Namun, yang dirilis justru adalah game extraction shooter—memperoleh loot, membunuh musuh, dan kembali ke zona aman. Elemen MMO hanya sekadar multiplayer, dan unsur survival hanya berarti bertahan hidup dari kematian.
Dari segi kualitas, game ini jauh di bawah standar. Kota yang seharusnya penuh kehidupan terasa kosong, dengan hanya sedikit zombie yang muncul. Lebih aneh lagi, game ini tidak memiliki mekanisme pertarungan jarak dekat. Grafisnya terlihat buruk, dan dipenuhi bug absurd yang menjadi bahan lelucon di kalangan pemain.
Reaksi pemain tidaklah baik. Para streamer menghujat game ini habis-habisan, dan ulasan di Steam langsung merosot ke Overwhelmingly Negative. Banyak yang merasa tertipu dengan harga $40 untuk game yang terasa tidak selesai dan tak sesuai janji.
Meskipun game ini bukan scam dalam arti benar-benar tidak ada, The Day Before dianggap menipu karena gagal memenuhi ekspektasi yang dibangun lewat materi promosinya. Dengan kualitas rendah, game ini hanya layak dimainkan untuk bahan candaan. Ini menjadi pelajaran penting bagi pemain agar lebih skeptis terhadap proyek-proyek dengan janji muluk.