Merasakan Psikosis Senua di Hellblade II: Brutalitas dan Empati dalam Satu Game - Hellblade II adalah sekuel yang lebih brutal dan lebih menegangkan dibandingkan pendahulunya. Menawarkan pengalaman yang menggabungkan epik Nordik berdarah dan gambaran autentik kehidupan dengan psikosis, permainan ini menyajikan perjalanan menakutkan Senua, seorang wanita yang terperangkap di kapal budak Islandia setelah diserang oleh Viking. Setelah badai menggulungnya, Senua terdampar di pantai dengan satu-satunya teman: kesedihan dan kegilaan dalam dirinya.
Serupa dengan game pertama, Hellblade II mengandalkan teknologi audio binaural untuk menghadirkan psikosis Senua yang terasa nyata. Suara-suara yang bergema di telinga pemain memberikan pengalaman yang menegangkan seiring Senua berjuang melawan suara-suara dalam kepalanya yang mendorongnya menuju ambang kehancuran. Melina Juergens kembali memerankan Senua dengan luar biasa, dibantu oleh para aktris Helen Goalen dan Abbi Greenland, yang membawa suara-suara dalam kepala Senua menjadi hidup.
Namun, kekejaman dalam game ini tidak hanya berasal dari kegilaan dalam pikiran Senua. Dunia nyata yang ia hadapi, seperti makhluk jahat dan kejam yang dia hadapi, tidak kalah mengerikan. Dengan latar belakang Islandia yang luas dan memukau, serta gabungan elemen folkor dan sejarah, game ini mengingatkan pada film The Northman (2022) karya Robert Eggers, yang juga menggabungkan ketegangan psikologis dan mitologi Nordik.
Seperti game sebelumnya, Hellblade II menyajikan teka-teki surreal yang menantang, sering kali membuat pemain merasa cemas saat Senua terperangkap dalam mimpi buruk yang berubah-ubah. Visual yang sangat detail dengan teknologi fotogrametri dan grain film menjadikan permainan ini salah satu yang paling menakjubkan secara visual di generasi konsol saat ini.
Selain tantangan gameplay yang menegangkan, Hellblade II juga menyampaikan pesan kemanusiaan yang kuat. Meskipun Senua berjuang melawan dunia yang penuh kekejaman dan ketakutan, ada pesan empati yang mendalam, yang menyarankan bahwa bahkan monster terbesar pun dulunya adalah manusia. Game ini memberikan pengalaman yang sangat personal dan emosional, membuatnya lebih dari sekadar permainan aksi biasa.
Sebagai sekuel dengan anggaran lebih besar, Hellblade II tidak kehilangan ketajamannya, dan meskipun singkat, ia menawarkan pengalaman yang sangat mendalam dan menggugah.